Definisi
Kata telematika
berasal dari kata dalam Perancis yitu telematique. Istilah ini pertama kali
digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan alin Minc dalam bukunya yang
berjudulL’informatisation de la Societe.
Telematika menunjukkan pada
hakikat cyberspace sebagai suatu system elektronik yang lahir dari perkembangan
dan konvergensi telekomunikasi, media, dan informatika. Istilah telemtika
merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi telekomunikasi, media,
dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Telemtika
adalah saran komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik yang memiliki
kemampuannya menstransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan
jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaraan
suara (telepon, musik), huruf, gambar, dan data atau kombonasi-kombinasinya.
Teknologi digital memungkinkan hal itu tersebut terjadi juga jasa telematika
ada yang diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk
keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet). (sumber).
Perkembangan
Ragam bentuk
telematika yang dipaparkan pada Bab II, tidak terlepas dari perkembangannya di
masa lalu. Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga
periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat[17].
Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai
dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya
adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga
ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia
terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi
Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan
akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi.
Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti
telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai
tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan
pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan
telematika.
Memasuki
tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun
demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi
informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon,
saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan
komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas.
Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang
meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun
sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet
diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet
(National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak,
dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan
teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim
pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis
pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia
dibuat olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan”
berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983,
persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika
Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”,
“BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode
rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar
menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an,
teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik
Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta
dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak
akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam
penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang
akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron
Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer
Society — Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan
bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia“.
Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah
jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI,
UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan
pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an
ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS)(Syracuse,
1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia,
1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking
besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta
tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan
internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan
komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas
dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II,
sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia,
agar email dapat berjalan lancar.
1. Periode Pengenalan
Periode
satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan
dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke
luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas
anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian
disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis
yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet
masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis
adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada
kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service
Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama,
beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun
keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran
politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta
nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra
Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi
telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference,
siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan
pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa
krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat
keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat
informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun
1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan,
ragam teknologisoftware terus menghasilkan yang baru, dan juga
dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental
computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan
gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat
Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah
yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi
pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan
telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam
kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses
pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada
tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus
Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di
Indonesia.
1.
Periode
Aplikasi
Reformasi
yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa
aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer,
internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan
dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia
digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada
masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada
pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana
transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam
negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi
perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan
yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI),
dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam
bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai
nernagai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh
Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik
Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya.
Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi
yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte,
dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference
melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000
Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus
tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa “sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami
pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA
yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat
kepemilikan komputer pada
masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen.
Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik
sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai
angka pengguna 2,5 juta”.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup
signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan
lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara
ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa
belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan
telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki
kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan
kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
(sumber)
Trend Kedepan
Trend
telematika di Indonesia pada umunya akan berkembang dengan pesat dengan seiring
berkembangnya teknologi informasi. Masyarakat saat ini tidak harus bersusah
payah untuk menghubungi kerabat, teman atau keluarga mereka atau hanya sekedar
mencari informasi. Mereka sudah bisa mendapatkan informasi melalui fasilitas
telepon, internet dan dapat melihatnya melalui televisi. Trend tersebut akan
berkembang lebih pesat lagi bila diiringi dengan sumber daya yang mumpuni.
Pada
prinsipnya berbagai jenis usaha di dunia telematika dapat di pilah-pilah
menjadi berbagai usaha yang sifatnya modular tidak terlalu tergantung satu
dengan lainnya. Beberapa servis seperti NIC servis & CA/RA/PKI servis
memang merupakan servis pendukung yang sifatnya tidak terlalu profit-oriented,
akan tetapi tidak bisa di pisahkan dari usaha yang didukungnya
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan
perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan
multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan
kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang
masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless
dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini
berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun
sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu,
GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik
dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini
ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan oleh penggunannya.
Ada
lima kelompok industry yang berperan besar dalam perkembangan trend telematika
ke depan, diantaranya:
- Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya resiko bisnis paling besar)
- Infrastruktur Internet (biasanya resiko bisnis sedang & rendah)
- Hosting service (biasanya resiko bisnis rendah)
- Transaction type service (biasanya resiko bisnis rendah)
- Content / knowledge producer (biasanya resiko bisnis rendah)
Dalam
dunia informasi yang biasanya penggunanya berpendidikan, proses community
building agak lebih pelik dari pada dunia biasa. Konsep penggalangan massa
seperti para partai politik di dunia nyata tidak mungkin dilakukan di dunia
maya. Interaksi dua arah berbentuk diskusi, di talkshow, di kolom-kolom media
di tumpu oleh kemampuan leadership (kepemimpinan), total customer satisfaction
dan komitmen kepada masyarakat berpengetahuan akan menjadi kunci keberhasilan
dalam melibatkan masyarakat dalam kebersamaan. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Cuma Baca, Komentar dong...