Jumat, 02 Desember 2011

Cinta Menurut Erich Fromm

 
Apakah cinta itu seni? Ataukah hanya sebentuk perasaan menyenangkan yang dialami secara kebetulan saja, sesuatu yang membuat kita tercebur ke dalamnya jika sedang beruntung??
Cinta adalah sebuah seni, yang harus dimengerti dan diperjuangkan… Dalam masalah cinta, kebanyakan orang pertama-tama melihatnya sebagai persoalan ‘dicintai’ ketimbang ‘mencintai’ atau kemampuan mencintai. Hal kedua yang mendasari sikap aneh masyarakat sekarang dalam soal cinta adalah anggapan bahwa cinta adalah persoalan ‘obyek’ bukan persoalan ‘kemampuan’.
Cinta berhubungan dengan konsep bahwa semua manusia adalah bagian dari totalitas Illahi yang sama. Selain menyayangi Tuhan diatas segalanya, kita juga harus menyayangi sesama kita seperti menyayangi diri sendiri. Fromm mengajukan pertanyaan tantang apa upaya paling dasar yang kita perlukan dalam kehidupan. Erich Fromm merasa bahwa kebutuhan terbesar manusia adalah menemukan kebersamaan. Fromm merasa perpisahan adalah penyebab fundamental dari kecemasan dan putus asa. Satu-satunya cara yang benar-benar berhasil dalam memenuhi kebutuhan akan kebersamaan adalah melalui tindakan cinta.

Beberapa aspek praktis dari cinta:

1. Mencintai merupakan sesuatu tuntutan.
Fromm mengatakan tentang Seni mencintai, cinta adalah sesuatu yang harus kita pelajari. Cinta tidak datang secara alami, itu bukan sesuatu yang kita lakukan secara naluriah. Mencintai adalah sebuah keterampilan yang harus dipelajari dan dipraktekkan dalam kehidupan. Oleh karena itu kita memiliki kecenderungan untuk menunggu dan pasif terhadap seseorang yang kita sayangi, dan kemudian kita merasa diperlakukan tidak adil ketika tampaknya tidak ada kepedulian. Namun agar cinta ada, orang harus bertindak, seseorang harus melakukan suatu hal.
Fromm mengisyaratkan bahwa jika kita berharap untuk menerima cinta, kita sendiri harus siap untuk memberikan cinta. Cinta bukan Jalan satu arah.

2. Cinta aktif bukan pasif

Hal yang sering disalah pahami. Banyak orang menafsirkan ini sebagai cinta menyerah/pasrah yang berarti mengorbankan sesuatu. Mereka juga sering merasa cinta
menghancurkan kebebasan mereka sebagai individu. Fromm mengatakan ini adalah tidak benar, karena dua alasan:
Pertama, cinta tidak terbatas pada pememberian materi.
Kedua, cinta tidak diberikan karena rasa takut terhadap orang lain. Jika demikian berarti kita mengorbankan kebebasan sebagai individu.

Cinta aktif, cinta adalah memberi, dan cinta yang menghasilkan kebersamaan sehingga memperkuat individualitas sejati kita.

Selain aspek-aspek dasar cinta, Fromm juga membahas elemen-elemen lain yaitu cinta yang peduli, tanggung jawab, rasa hormat dan pengetahuan.

Elemen terakhir dari cinta adalah iman. Untuk memberikan diri kita dalam cinta kepada orang lain, kita harus memiliki iman. Tanpa rasa keterbukaan yang didasarkan pada iman, tidak boleh ada cinta.


Fromm membahas berbagai jenis cinta, diantaranya:

1. Cinta persaudaraan
2. Cinta ibu
3. Cinta ayah
4. Cinta diri
5. Cinta karena nafsu.

Cinta aktif adalah cinta yang memberi dan inklusif. Cinta menuntut agar kita menyerahkan diri kita sehingga dapat memperkaya diri kita yang sebenarnya. Cinta bukan didasarkan pada kebutuhan egois, tapi pada pengakuan bahwa kita semua adalah bagian dari energi Illahi yang terbentuk di alam semesta.

Dengan ini, kita kembali ke titik kita berangkat, gagasan kesatuan, yang merupakan tujuan dari cinta sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Cuma Baca, Komentar dong...